alone tree by Cloudia Jetter |
Oleh
Sandra Natasia Liu
Di
Ajaobtomas, semua pohon menyukai langit biru dan angin sejuk yang bertiup dari
arah selatan. Di Ajaobtomas, semua pohon kasuari (casuarina equisetifolia) pernah mati tersambar petir bersama dengan
seorang pemuda ganteng bernama Tomas. Tomas yang kehujanan setelah pulang dari
kebun mampir berteduh di bawah hutan kasuari hingga tiba-tiba, langit
mengeluarkan energi besar yang langsung menghanguskan tubuhnya juga tubuh
pohon-pohon kasuari di sekelilingnya.
Di
Ajaobtomas, semua pohon tumbuh subur dan lebat jauh setelah peristiwa malang
menimpa Tomas. Setelah peristiwa itu Ajaobtomas tumbuh berbagai jenis pohon
selain kasuari. Tumbuh bersama nama Tomas yang selalu diingat banyak orang.
Di
Ajaobtomas, semua pohon tinggi menjulang dan sehat kecuali aku, pohon lakoat (eriobotrya japonica) tua yang sebagian
dahannya telah lapuk. Di Ajaobtomas, akulah pohon yang paling tua dan
dihormati. Orang-orang tidak mau menebang diriku. Aku dijaga seperti lelaki tua
kesayangan anak dan cucu.
Setiap
hari selalu saja ada orang yang datang membersihkan rumput di sekitar kakiku
dan tidak menyentuh tubuhku karena terlalu menghormatiku. Mungkin merasa
sungkan. Diam-diam aku membalas jasa mereka dengan menjatuhkan rantingku yang
telah kering untuk mereka jadikan kayu bakar. Ketika mereka datang untuk beristirahat
di bawah tubuhku, aku akan melambai-lambaikan semua dahanku, menciptakan angin
sepoi yang menghanyutkan. Sayangnya mereka tidak tahu jika aku selalu
memperhatikan mereka, hidup seperti manusia, mampu merasakan apapun seperti
manusia. Mungkin hanya ada satu hambatan saja, aku tidak dapat berbicara dalam
bahasa manusia. Tapi tidak apa-apa, aku mengerti isi hati mereka. Mereka sudah
dengan penuh cinta merawatku, seperti merawat diri mereka sendiri.
Aku
tidak tahu akan sampai kapan kami berada dalam situasi ini. Aku semakin tua dan
mereka semakin peduli padaku. Kata mereka, akulah satu-satunya pohon yang
selamat di hutan ini ketika petir menyambar pohon-pohon kasuari dan tubuh Tomas
yang sedang duduk berteduh. Dialah saksi hidup, saksi sejarah, ucap seorang
pemuda yang pekan lalu datang berpiknik bersama teman-temannya di bawah kakiku.
Aku senang karena mereka masih mengingatku.
Sementara
aku sudah ingin melupakan peristiwa paling menyedihkan seratus tahun lalu. Aku
sudah terlalu tua.
2018
Sandra
Natasia Liu,
tinggal di desa Taiftob, Mollo, Timor Tengah Selatan. Dua tahun terakhir
bergiat di Komunitas Lakoat.Kujawas.
Komentar
Posting Komentar